* Review ini mungkin mengandung spoiler.
Kenakalan remaja merupakan hal yang biasa dan pasti dilakukan oleh semua remaja-remaja dari dulu sampai sekarang. Kisah kenakalan remaja dan persahabatan ini yang menjadi inti dari film Bebas yang merupakan adaptasi dari film Sunny yang sudah lebih dulu populer di Korea Selatan. Dan sekarang gw bakalan review film Bebas ini.
Menurut gw pribadi film yang menceritakan persahabatan Kris, Vina, Suci, Gina, Jessica dan Jojo ini ga cuma cocok buat di tonton sama anak muda aja melainkan buat orang tua juga cocok nonton film ini. Karena film ini bersetting di tahun 1995 dimana merupakan jaman orang tua sekarang masih muda sehingga mereka akan relate dengan scene-scene yang ada di film ini.
Selain itu ada beberapa hal yang dapat membuat mereka menjadi nostalgia dengan masa mudanya karena banyak sekali ikon-ikon tahun 90an yang dimunculkan di film ini seperti Gameboy, Telepon rumah, bahkan hingga pergerakan mahasiswa yang menentang pemerintah pada jaman itu.
Kelebihan
Kelebihan dari film ini sendiri adalah konfliknya yang ringan. Film ini cuma menceritakan tentang kenakalan remaja dan persahabatan antara anak-anak SMA pada jaman tersebut. Konflik yang ada di film ini juga relate dengan jaman sekarang yaitu pembullyan, pertengkaran antara geng dan tawuran antar pelajar.
Selain itu film ini juga bisa menggambarkan scene yang harusnya sedih jadi menyenangkan. Salah satunya adalah scene pemakaman Kris yang harusnya dapat membuat kita banjir air mata tetapi dibuat semenyenangkan mungkin. Hal ini secara tidak langsung mengajarkan kita bahwa kematian orang terdekat kita bukan hal yang perlu dibuat menjadi hal menyedihkan.
Selain itu ada bagian film yang menurut gw pribadi gw suka banget yaitu setelah Vina patah hati setelah gebetannya ternyata pacaran sama Suci. Dimana dia pulang pake kereta sendiri dan digambarkan Vina kecil bertemu dengan Vina yang sudah dewasa dan sudah bisa menerima patah hati tersebut dan move on. Pengambilan shot disini membuat gw kagum karena gw bisa mengerti apa yang ada di hati dan pikiran para karakter tanpa harus ada dialog dan hanya mengandalkan pengambilan shot aja.
Tentu aja yang gw suka dari film ini adalah kisah persahabatannya yang dimana mereka udah pisah lama dan bisa bertemu kembali dan akhirnya bisa akrab lagi satu-sama lainnya. Persahabatan mereka bisa membuat para penontonnya iri karena hal tersebut.
Kekurangan
Gw sedikit tidak mengerti bahasa Sunda yang dipake sama Vina dan keluarganya. Dan ga ada subtitle untuk bahasa Sunda ini. Mungkin hal ini bisa menjadi masalah bagi banyak orang yang menonton film ini dan tidak ngerti bahasa Sunda.
Selain itu walaupun film ini memiliki genre komedi ada beberapa komedi yang dipaksakan. Contohnya saat Vina diantar pulang sama gebetannya tiba-tiba ada tukang kue putu yang lewat dan gw ngerti itu merupakan salah satu komedi. Tetapi tidak ditempatkan di tempat yang pas.
Kekurangan terakhir yang ane rasain adalah ada beberapa karakter yang seolah-olah ga ada juga gapapa. Contohnya ibunya Suci yang perannya cuma sebagai alasan kenapa Suci benci sama Vina. Udah gitu doang, dan abangnya Vina yang ceritanya ga jelas kemana setelah dia pamit pergi demo. Jadi menurut gw ada pemborosan karakter di film ini.
Kesimpulan
Walaupun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan film ini tetap gw rekomendasikan buat kalian yang mau mencari kesenangan lewat film karena film ini sukses menggambarkan kesenangan tersebut dan juga sebagai sarana kita nostalgia masa-masa SMA kita.